Selasa, 20 Maret 2018

Akar Wangi asal Garut

Akar Wangi asal Garut

Belum banyak yang mengenal tanaman yang satu ini , yakni akar wangi sudah jadi tanaman khas yang dibudidayakan di Kabupaten Garut. Akar wa­ngi yang masih satu keluarga dengan serai mempu­nyai nama ilmiah Vetiveria zizanioide.

Uniknya tanaman akar wangi hanya bisa tumbuh di tiga tempat di dunia, di Haiti, Jamaika, serta Garut. Pada tahun 1920, budidaya tanaman rumput ini hanya dikenal untuk menghasilkan minyak atsiri, bahan dasar untuk produksi parfum atau kosmetik.

Bukan isapan jempol, parfum bermerek semahal apapun tidak bisa mengeluarkan aroma wangi tanpa campuran minyak akar wangi. Alhasil, minyak akar wangi Garut menjadi nafas industri parfum mancanegara.

Tanaman akar wangi tak hanya bermanfaat pada bagian akarnya, daun dan batangnya pun bisa dimanfaatkan. Batang akar wangi ini bisa digunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan.

Berangkat dari popularitas minyak akar wangi yang diakui dunia, orang di luar kota Garut pun turut menggunakan tanaman tersebut. Sedangkan Garut belum memanfaatkan akar wangi sebagai kreasi olahan tertentu. Salah seorang perajin akar wangi yang kami temui mengungkapkan, bahan baku akar wangi yang menjadi bahan dasar aneka kerajinan, bukan berasal dari limbah penyulingan minyak atsiri.

Bahan baku kerajinan ini adalah akar wangi yang belum diolah. Oleh karenanya kerajinan yang dihasilkan akan mengeluarkan aroma therapy.Berkecimpung dalam usaha kerajinan akar wangi sejak tahun 1999, sejauh ini talah menghasilkan 400 jenis kerajinan tangan, baik berbahan akar wangi maupun bahan tradisional lainnya. Jenis kerajinan tersebut , seperti tudung saji, tempat majalah, tempat tissue, gantungan kunci dan lainnya.

Dari segi pengolahan, secara umum untuk kerajinan lebih sederhana. Di mulai dengan memanen akar wangi, dibersihkan dan ditenun. Hasil tenunan itu menjadi tahap awal pembuatan produk.

Agar mengeluarkan wangi dan tahan lama, panen akar wangi dilakukan pada usia tanaman 10 bulan.Desain kerajinan akar wangi sangat disukai oleh konsumen mancanegara,selain sebagai bahan penghias ruangan, akar wangi memiliki fungsi lain, yaitu bisa mengusir serangga terutama nyamuk dan rayap.

Untuk saat ini desain padu padan dengan batik garutan menjadi favorit konsumen terutama dari Timur Tengah.Produk akar wangi merupakan produk yang diharapkan menjadi ikon produk kerajinan Garut,hal ini tercermin dari bahan baku,desain bahkan para pekerjanya berasal dari Garut.

Pada tahun 2012, Kabupa­ten Garut satu-satunya sentra penghasil minyak akar wangi memasok 90 % lebih total produksi minyak akar wangi Indonesia, sekitar 60-75 ton/ tahun.
Kabupaten Garut cocok bagi pengembangan tanaman akar wangi karena daerahnya dikelilingi gunung berapi. Banyak terdapat tanah berpasir (antosol), dan bukit-bukit dipenuhi tanah vulkanik.

Ttanaman akar wangi dapat tumbuh pada tanah berketinggian 300-200 meter di atas permukaan laut (dpl). Namun tanaman tersebut berproduksi paling baik pada lahan berketinggian optimum sekitar 600-1.500 dpl.

Wilayah pengembangan budidaya akar wangi di Kabupaten Garut berada di wilayah Kecamatan Samarang, Pasirwangi, Leles, Cilawu, Bayongbong, dan Tarogong Kaler. Luas areal berpotensi untuk budi daya tanaman akar wangi di daerah tersebut sekitar 2.400 hektare . Beberapa waktu silam tanaman akar wangi sempat dituduh dapat menimbulkan erosi.
Hingga di beberapa sentra tanaman akar wangi di Garut, pembudidayaannya dihentikan . Namun hal tersebut diklarifikasi aparat Dinas Pertanian setempat.

Tanaman akar wangi yang dikenal pula dengan sebutan usar ini bisa menjadi tanaman konservasi tanah dan air. Tanaman berumpun lebat, bercabang dapat mencapai sekitar 50 centimeter, dapat mengikat tanah . Erosi bisa terjadi bila keliru dalam pola tanam.

Minyak akar wangi diekspor ke sejumlah negara, antara lain Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Luxemburg, Perancis, Belanda, Jerman, Spanyol, Yunani, Swiss dan Norwegia. (E-001)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar