Selasa, 20 Maret 2018

Motif Batik di Daerah Jawa Barat

Motif Batik di Daerah Jawa Barat

Dulu mah baheula pisan waktu kecil, tahu namanya batik hanya berupa kain (samping kebat jeung samping sarung) yang biasa dipakai perempuan. Mulai beranjak jajaka saat harus pergi ke kota, saya mengenal nama-nama batik dalam bentuk berbeda. Ini mah ga asing buat orang Bandung. Di seputar Jln P.H.H Mustofa (jalan Suci) terdapat permukiman, motif batik dijadikan nama-nama jalannya. Beuuuhhhh, kiwari mah batik dipikawanoh pisan, digunakan dan dinikmati dalam bentuk apa pun.

Tiap-tiap daerah di Nusantara ini memiliki ciri khas tersendiri, termasuk motif batik yang ada di tatar Pasundan.

Motif batik yang ada di Jawa Barat secara umum sangat identik dengan motif alam, tumbuhan, dan binatang. Kali ini arsip kula menyimpan sedikt ulasan beberapa motif batik daerah Jawa barat. Batik Cirebon

Batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik Pesisiran, namun juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik keraton. Besarnya pengaruh dua keraton (Kasepuhan dan Kanoman), sehingga lahirlah Motif batik Cirebonan Klasik antara lain: motif Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo dan lain-lain.
Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing.

Batik Tasik
Tiga motif Batik Tasikmalaya, yaitu: Batik Sukapura secara sepintas menyerupai batik Madura; Batik Sawoan mirip Batik Solo; Batik Tasik dengan warna-warna cerah karena pengaruh dari batik pesisiran. Motif batik Tasikmalaya bermotif alam, flora, fauna, dan sangat kental dengan nuansa Parahyangan. Motifnya antara lain: merak ngibing, awi ngarambat, calaculu, lancah tasik, sidomukti payung, rereng orlet, akar, dll.

Batik Ciamis
Pengaruh dari wilayah pesisir dan nonpesisir yang berpadu dengan nilai-nilai budaya Sunda dan kehidupan sosial masyarakat Ciamis melahirkan ragam motif batik ciamisan yang sederhana tetapi elegant. Motif batik di daerah Ciamis antara lain rereng lasem, parang sontak, rereng seno, rereng sintung ageung, kopi pecah, lepaan, rereng parang rusak, rereng adu manis, kumeli, rereng parang alit, dll.

Batik Garut
Bentuk motif batik Garut merupakan cerminan dari kehidupan sosial budaya, falsafah hidup, dan adat-istiadat orang Sunda. Motif batik garutan umumnya menghadirkan ragam hias datar, bentuk-bentuk geometrik. Motif garutan antara lain Rereng Peuteuy, Rereng Kembang Corong, Rereng Merak Ngibing, Rereng Pacul, Limar. Warna cerah dan penuh pada sisi lainnya, menjadi ciri khas batik Garutan. Didominasi warna dasar krem atau gading (gadingan), biru, dan soga agak merah.

Batik Cianjur
Motif dan warna-warna kainnya tidak jauh dari tumbuhan yang hidup di sekitar Cianjur. Umumnya mendekati warna tanah, daun atau bulir padi. Ada juga motif batik yang terinspirasi dari budaya dan keseharian masyarakat Cianjur. Hal ini tampak dengan adanya motif Kecapi, Maenpo, dan Hayam Pelung.

Batik Bogor
Motif-motif batik Bogor terinspirasi dari peninggalan kerajaan Pakuan, benda-benda sejarah, fenomena alam, dan kebudayaan. Salah satu motif yang terkenal adalah motif Kujang Kijang. Motif ini mengandung dua ikon kota Bogor, yaitu Kujang dan Kijang. Kujang merupakan senjata tradisional khas Sunda, sedangkan kijang merupakan hewan yang berada di Istana Bogor.

Batik Indramayu
Ciri yang menonjol pada batik Indramayu adalah langgam flora dan fauna yang diungkap secara datar, banyak bentuk lengkung, dan garis yang meruncing (ririan), berlatar putih, warna gelap, dan banyak titik yang dibuat dengan teknik complongan jarum, serta bentuk isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Latar belakang kehidupan nelayan dan petani menjadi ciri dan identitas batik Indramayu.

Batik Sumedang
Batik Sumedang mulai dipopulerkan pada pertengahan tahun 90an. Motif batik Sumedang diantaranya: motif Lingga, Kembang Boled, Hanjuang, Klowongan Tahu, Mahkota (Siger) Binokasih, dan Pintu Srimangganti. Semua motif tersebut terinspirasi dari sejarah kerajaan yang pernah ada di Sumedang, Geusan Ulun. Disamping itu, terdapat motif-motif yang dipengaruhi budaya lokal daerah Cirebon, Yogyakarta, Solo maupun Pekalongan. Seperti Ragam Hias “Taburan Merica”, “Taburan Beras”, dan “Merak Ngibing”.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar