Selasa, 20 Maret 2018

Jeruk Keprok Garut Yang Terlupakan

Jeruk Keprok Garut Yang Terlupakan

Buah khas Garut yang terkenal salah satunya adalah Jeruk Garut. Buah jeruk inidulu sangat populer dan menjadi trademark Kabupaten Garut. Sebagai  komoditas unggulan khas daerah, dulu jeruk ini digadang mempunyai peluang tinggi untuk terus dikembangkan karena mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitifnya serta mempunyai peluang yang terbuka luas. Jeruk Garut dulu telah mampu bersaing dengan produk jenis jeruk lainnya baik pada tingkat Internasional maupun tingkat nasional seperti halnya Jeruk Medan, Jeruk Pontianak serta jeruk impor seperti Jeruk Mandarin dan Jeruk New Zealand.

Sebagai daerah sentra produksi jeruk, Pemerintah Kabupaten Garut yang didukung oleh pihak-pihak terkait terus berusaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya. Saat ini belum ada sumber yang melaporkan kapasitas jeruk garut secara spesifik. Menurut penuturan beberapa petani jeruk, pada masa jayanya, daerah penghasil Jeruk Garut terbaik adalah daerah Cigadog, Wanaraja yang kini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sucinaraja. Sumber tersebut mengakui kejayaan Jeruk Garut musnah ketika daerahnya diselimuti abu hasil letusan Gunung Galunggung yang ketebalannya mencapai 1 meter lebih. Wahhh, sayang banget yaa travelmates.

Perlu diakui bahwa kejayaan Jeruk Garut dulu tidak bisa dirasakan seutuhnya. Menurunnya populasi jeruk Garut secara ekstrim juga diakibatkan karena serangan penyakit citrus vein phloem degeneration (CVPD) yang bersumber dari sebuah bakteri bernama lybers bacteri aniaticum. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti Jepang, Prancis, dan LIPI diketahui bahwa bakteri yang menggerogoti tanaman jeruk tidak menular lewat tanah ataupun biji yang diambil dari tanaman jeruk yang terserang penyakit, tetapi ditularkan melalui serangga sejenis kutu loncat jeruk (diaphorina citry). Kutu loncat jeruk menularkan penyakit dengan cara mengisap cairan daun berpenyakit, kemudian mengisap daun jeruk yang sehat. Sekarang tinggal bagaimana memberantas serangga penular secara efektif agar penyakit ini tidak menyebar luas.

Terungkapnya sumber penyakit ini, membuat Pemkab Garut terus mengupayakan berbagai langkah dalam upaya me-rehabilitasi jeruk Garut; salah satunya dengan melakukan upaya pengembangan produksi di lokasi nonendemis. Upaya dari Pemkab Garut dan para petani itu perlahan tetapi pasti sudah mulai menampakkan hasil. Kini, telah ditanam kembali lebih dari 400.000 pohon jeruk atau sekira 40% dari target di atas lahan seluas 1.000 ha yang tersebar di Kecamatan Samarang, Pasirwangi, Bayongbong, Cisurupan, Cilawu, Karangpawitan, Pameungpeuk, Cikelet, Cisompet, dan Cibalong.

Hingga saat ini memang belum terlihat pamor buah khas Garut ini akan meningkat kembali. Namun demikian, kita patut mendukung semua upaya tersebut serta berharap semoga upaya ini akan mengembalikan kembali produktivitas Jeruk Garut sebagai salah satu identitas Kabupaten Garut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar